Air mataku lantas jatuh berderai, tatkala aku melihat sebuah email yang membalas emailku. Aku mengerti... Masih terdapat sahabat di dunia ini yang memahami erti jiwa merdeka.
Aku kesal. Berbagai persoalan timbul dan benam dari onak fikiranku. Betapa aku kian menyesali keterlekaan ku ini. Yang kian menyebabkan aku tertekan. Tertekan bukan salah siapa yang lain. Namun salah diri ini.
Salah diri ini yang sukar untuk mengucapkan do'a, "Wahai Allah! Aku berlindung padaMu dari rasa sesak dada dan kesedihan, dan aku berlindung padaMu dari kelemahan dan kemalasan; dan aku berlindung padaMu dari sifat pengecut dan bakhil; dan aku berlindung padaMu dari dilingkupi hutang dan dominasi manusia."
Betapa sebuah do'a yang pendek. Namun jiwa terasa berat untuk mengucapkan...
Kini, aku terjaga. Terjaga dek tamparan dunia yang kian pantas berlalu tanpa mengambil sedikit masa berehat sebentar. Aku tersedar diriku ketinggalan.
Aku kini terkapai-kapai dalam pengharapan. Mencari keajaiban yang mampu menyuntik semangat untuk aku bangkit dari mimpi yang kian lama menghantui persepsi diri aku ini. Mimpi ngeri, demikian kurasa setelah aku terjaga.
Kepada sahabat handaiku yang mudah meluahkan kata sokongan. Aku sayang kepada kalian dengan segenap pertalian cinta atas dasar kasih kepada Allah. Maka aku do'akan semoga Allah memberi kalian kebaikan di dunia dan di akhirat. Semoga bertemu kebahagiaan hakiki.
Aku kesal. Berbagai persoalan timbul dan benam dari onak fikiranku. Betapa aku kian menyesali keterlekaan ku ini. Yang kian menyebabkan aku tertekan. Tertekan bukan salah siapa yang lain. Namun salah diri ini.
Salah diri ini yang sukar untuk mengucapkan do'a, "Wahai Allah! Aku berlindung padaMu dari rasa sesak dada dan kesedihan, dan aku berlindung padaMu dari kelemahan dan kemalasan; dan aku berlindung padaMu dari sifat pengecut dan bakhil; dan aku berlindung padaMu dari dilingkupi hutang dan dominasi manusia."
Betapa sebuah do'a yang pendek. Namun jiwa terasa berat untuk mengucapkan...
Kini, aku terjaga. Terjaga dek tamparan dunia yang kian pantas berlalu tanpa mengambil sedikit masa berehat sebentar. Aku tersedar diriku ketinggalan.
Aku kini terkapai-kapai dalam pengharapan. Mencari keajaiban yang mampu menyuntik semangat untuk aku bangkit dari mimpi yang kian lama menghantui persepsi diri aku ini. Mimpi ngeri, demikian kurasa setelah aku terjaga.
Kepada sahabat handaiku yang mudah meluahkan kata sokongan. Aku sayang kepada kalian dengan segenap pertalian cinta atas dasar kasih kepada Allah. Maka aku do'akan semoga Allah memberi kalian kebaikan di dunia dan di akhirat. Semoga bertemu kebahagiaan hakiki.
|